Minggu, 11 Januari 2015

Alasan- alasan Pasien

Dialog pasien dan medis yang sering kejadian.

P: "Dulunya saya kencing manis. Tapi setelah berobat ke klinik tong tong. Sekarang saya kencing batu."

M: "Kenapa bapak larinya ke klinik tong tong? Kenapa ga ke puskesmas atau rumah sakit?"

P: "Udah ke puskesmas. Tapi waktu itu dokternya lagi arisan ke uruguay"

M: "Kan ada susternya. Minta tolong hubungin dokter yang lain kan bisa."

P: "Waktu itu susternya lagi keramas keburu ga tahan sakit saya nya"

M: (*mukul kepala sendiri pake palu)

Kalau sudah parah baru periksa. Lebih percaya orang pinter (dukun). Pinter dari mana. Padahal sekolah aja ngga.

Suatu malam yang gelap. Jam menunjukkan pukul 23.oo. Datang pasien wanita usia 40 th. Penampilan menor tapi aneh. Bedak wajah full face. Jadi muka putih bibir merah leher hitam. Warna warni kayak rainbow cake. Aku curiga dia beli bedak nya cuma seprapat. Trus gincunya satu meter buat rame2.

Keluhan nya batuk2 dan nyeri dada.

Kesalahan pertama dia datang saat poli umum tutup. Karena sakit nya bukan gawat darurat. Ini nyebelin. Kemudian mau berobat gratis tapi ga bawa kartu asuransi. Katanya ga sempat. Tapi sempat pake make up?

Oke lah. Di tangani aja.

Ternyata pasien gaul ini perokok berat.

Rekan dokter: "Ibu tahu kan bahaya rokok? Kurangin ya bu. Atau jangan merokok sama sekali."

"Ngomong sih gampang dok. Tapi saya susah ninggalin nya."

"Merokok itu bisa beresiko kanker. Kalau ibu kanker payudara kasihan suaminya. Ga punya pegangan hidup."

"Oh. Mengerikan sekali dok."

"Makanya nurut bu. Itu obatnya diminum habis makan ya. Jangan lupa minum air putih yang banyak. Trus cuci piring. Dapur harus bersih. Kamar mandi di kuras...."

(*ini dokter apa majikan ya)


Ga sampe disitu. Jam 00.oo pasien tertusuk paku datang. What???
Paku jenis apa yang nusuk tengah malem gini?

" kok bisa tengah malem kena paku pak?"

"Ini kenanya tadi siang bu."

"Kenapa ga langsung dibawa ke dokter? Ini parah sekali infeksinya"

"Ceritanya gini bu. Setelah nginjak paku saya jatuh. Trus pas bangun saya digigit anjing. Paku belum tercabut saya lari. Nyebrang jalan saya di tabrak delman. Ke dokter dekat situ dokternya meninggal. Saya pergi pulang dokternya hidup lagi...bla bla bla"

Alasan pasien seperti ini udah biasa masuk telinga.

Pasien2 begini ga sadar kalau tindakan nya merugikan nyawanya. Kena paku itu harus segera dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan anti tetanus. Kalau lebih dari 6 jam ATS ga efektif. Maka potensial pasien menderita tetanus.

Pasien menyebalkan. Seandainya aku ini ibu nya malin kundang. Udah aku kutuk jadi batu ginjal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar