Ak: “pemilu sebentar lagi neh ..km udah ada gambaran bakal coblos apa, siapa?”
T: “ak golput aja ah.. dari dulu juga gitu”
Ak: “waduh jangan dong, percuma aja kalo golput tapi km masih tinggal disini, sama aja dipimpin juga sama pilihan orang lain.”
T: “habisnya ga ada yang bisa dipercaya sih, riwayat nya juga ga waw, gada yang berprestasi, semua abstrak, JamBu( Janji Bu**k). emangnya km udah yakin sama pilihan km?”
Ak: “ga ada yg ak kenal sih, tapi kalau partai R kayaknya orang2nya aktifis2 gt. Suka nulis2 di blog2 gt, dan isinya tentang visi misi yang logis lah, lumayan kyknya. Ak mantep pilih partai R”
Dan ternyata pada saat aku buka situs partai R mengenai info terbarunya, tiba2 ak seperti di pause.




JLEB…
partai yang menurut aku paling sreg banget ternyata….
Bangkai belatung! ga di dunia nyata ga di dunia maya!! black campaign ternyata udah VIRUS!… rasanya lebih kecewa daripada Anggi yang dicerai sama ayu ting- ting..
Sekarang entahlah..harus cari referensi baru lagi APA dan SIAPA nya…*langkah lunglai
Berbicara tentang Calon Legislatif( Caleg), mendekati 9 April, banyak cara yang dilakukan para caleg untuk menarik simpati warga. Rame- rame lah peserta pemilu orasi sana sini, mengadakan pengajian bareng, sunatan bareng, sampai dangdutan bareng. Juga bisa dilihat, banyak bendera, poster, spanduk yang mengganggu pemandangan. Mereka tidak mempertimbangkan dampak lingkungan dari hasil kampanye yang awut- awutan ini. Contohnya aja nih, banyak caleg penunggu pohon. Hiii..~ *kayak kuntilanak aja. Di daerah ku ini banyak loh, caleg mejeng di pohon keramat, biar terkenal. Trus, kampanye keliling yang bikin kota macet dan banyak sampah. Semua itu jelas menunjukkan mereka enggak perduli pada lingkungan. Bahkan ada aksi kampanye yang merusak moral bangsa. Contohnya melibatkan anak dibawah umur untuk ikut serta dalam aksi kampanye, membagi- bagikan uang, datang ke dukun meminta petunjuk, dan banyak- banyak lagi deh.
Teman ku yang bekerja di sekolah dasar pernah bercerita ada simpatisan caleg(sebut saja ny. M) yang kebetulan juga wali murid, pada saat jam pulang sekolah ny. M membagi- bagikan kartu bergambar caleg dan parpol nya kepada anak- anak SD di gerbang sekolah. Mungkin saja bertujuan supaya disampaikan kepada orangtua murid- murid itu. Tapi bukankah sudah jelas tertulis di tatib kampanye tidak boleh melibatkan anak- anak. Wah wah, jelas lah ini kalau elit politik pun harus dibekali pengetahuan dan diberikan sanksi- sanksi tegas buat pelanggaran berkampanye semacam ini.
Detik- detik menjelang pemilihan ini memang ada saja cara caleg mengiklankan dirinya secara musiman. Pendekatan- pendekatan politik yang sifat nya black campaign pun dihalalkan. Jangan kira tenaga kesehatan tidak kena imbas nya loh, hemm…dan ulah simpatisan caleg musiman di tempat ak kerja ini bisa buat terapi untuk kalian yang hipotensi, juga buat kalian yang jaim bisa pertama kali ngelakuin salto- salto di depan umum sambil bilang wow kalo berhadapan sama trouble maker ini. *hhh Mungkin bakalan aku tulis nanti. Seharusnya elit politik itu mencerdaskan rakyat Indonesia agar lebih mengerti arti demokrasi. Bukan berlagak demokrasi tapi merugikan pihak umum.
Mudah2an momen pemilu ini semua pihak bisa berbenah diri. Kita berdoa saja semoga pemilu kali ini sukses dan tidak berdampak merugikan pihak umum. Amin