Teman ku, Nara vivania(Va Mansy) Yang sedang menanti kelulusannya di Respati Yogyakarta, kemarin mengabarkan kalau dia telah direkrut Rumah Sakit Pusat Rujukan. Tapi dia menolak nya. Saat aku menanyakan kenapa, dia menjawab. Karena karakter teman di Rumah Sakit itu biasanya (relatif) keras.
Hm karakter.
Jadi ingat tahun 2006. Saat aku memulai magang perdana di Rumah Sakit Umum Pandanarang Boyolali. Fresh Graduated. Atau baru saja lulus kuliah. Saat langsung ditempatkan di VK(Verlos Kamer) atau ruang bersalin. Kepala ruangan VK namanya ibu isminarsinah, sangat baik, lembut bahasanya, manis senyumnya, aura nya aku rasa positif2 aja. Begitu juga dengan yang lain nya. Aku merasa nyaman dengan karakter mereka. Memang tidak dipungkiri, karakter masing2 anggota tim mempengaruhi kenyamanan selama bekerja.
Beberapa hari bekerja cuaca di VK ini cerah2 saja. Aku mulai menikmati ritme bekerja dengan tim dan belajar beradaptasi. Kemudian ada suatu kasus pasien melahirkan anak pertama usia kehamilan 38minggu dengan bukaan lengkap ketuban positif dan presentasi bokong. (Presentasi bokong memerlukan dorongan tenaga baik manipulasi maupun tenaga mengedan dari ibu yang harus super kuat agar kepala lahir dengan sangat cepat untuk menghindari gawat janin). Ibu itu bertato garuda di atas pantatnya dan tato sebuah nama melingkar di lengan kanan nya. Melihat ibu ini cukup sangar, jadi kami pikir pasti mempunyai tenaga ekstra buat mengedan. dengan koordinasi residen obsgyn kami pun memasang infus beroksi dua jalur. Dan siap dengan resusitasi bayi.
Tapi tidak seperti dugaan kami. Saat datang kontraksi, ibu itu berteriak sekuat tenaga nya. Matanya melotot lidah nya terjulur. Dia menutup kedua kakinya. Mengeluarkan kata2 kasar dan mengatakan ingin operasi saja. aku membujuknya untuk membuka paha dan mengedan tapi. Dia makin bringas menjambak rambutnya sendiri dan mencabut satu infus. (Persis adegan sinetron).
"Sakiiiiitttt.....aaarghhhhhhh.....setannn kabeh!!!"
"Astaghfirullah bu, ayo tolong bayinya, ngeden yang kuat. Nanti saat keluar pasti sakitnya akan hilang. Kalau ibu sayang sama anak ibu harus nurut kita ya."
Begitu kata lembut mbak khusnul bidan yg ternyata setelah itu baju sterilnya di hujani ludahan2 ibu2 itu. Kata2 kasar kembali keluar dari mulutnya. Dan tetap tidak mau tenang. Residen obsgyn memilih dengan paksaan dan bantuan keluarga tetapi tetap tidak efektif.
Kemudian salah satu menelepon seseorang. Ibu siti Zulaikah. Bidan ini terkenal sekali "macan" nya VK. Bahkan teman2nya sangat mengakui kekerasan hatinya. Baik pergaulan maupun dengan pasien.
"Pasien seperti ibu ini rupanya perlu dirujuk ke siti Zulaikah"
Kata kepala VK ku.
Benar saja saat datang, dengan pakaian steril lengkap dan masker, bu Zul datang.
"Mana yang namanya Murti????"
"ini!!" Serentak kita menunjuk pasien brutal itu.
"MURTI!!saya preman diruangan ini! kamu berani lawan saya?" Kata bu zul dg marah
Pasien itu malah teriak dan menendang alat bersalin yang ada disebelahnya.
"Kalau bayimu mati di dalam, kamu siap mati juga? Hukum berjalan disini! Kamu jangan sesuka hati begitu! Bayimu ada hak hidup. Kalau bisa teriak seperti kamu mungkin bayi mu akan teriak2 minta tolong di dalam perutmu! Kalau ibumu dulu waktu lairan ogah ngedan juga, kamu ga bakalan hidup!
Pokoknya kalau masih saja kamu keras kepala sampai bayimu mati, kami akan laporkan kamu ke komnas HAM dan polisi. Habiskan sisa hidupmu dipenjara! Kamu baru pantas dipanggil ibu kalau bayimu lahir hidup dan selamat!" Kata2 bu zul tidak ada jeda dengan mata melotot dan berkacak pinggang.
Aku yang melihat pemandangan baru itu jadi ikutan melotot juga.
Tapi alhamdulillah setelah itu pasien itu pantas dipanggil ibu karena telah melahirkan bayi mungil yang cantik dengan selamat.
Ternyata karakter keras seperti bu Zul sangat dibutuhkan dalam kerja sama tim. Karakter manusia itu bermacam macam. Menurutku justru kita yang harus memahami karakter kita agar bisa disesuaikan dengan karakter orang lain.
Nara yang mendengar ceritaku jadi semangat buat mencari pengalaman dan mempertimbangkan RS.
Selain mendapatkan pendidikan karakter, kasus pasien yang kompleks di RS bisa menambah keterampilan yang lebih dibandingkan tempat lain.
Smangat ya Nara:) — at RSU Pandan Arang Boyolali.