Apa??ga ada bioskop?? Pizza Hut? Mc Donald?Kentucky Fried Chicken?Texas Fried Chicken??A&W??Hoka hoka Bento??Arbys??bla..bla...bla
Lalu bola mata nya memutar ke atas dan pingsan.
Teman2ku. Yang berkunjung ke tempat tinggalku kota kecil bernama Negara ini rata2 mengeluhkan hal yang sama. Saat sampai di kota ini, mereka seketika demam tinggi. Mata terbelalak. Nafas sesak. Dan tidak nafsu makan. Disebabkan karena, apa yang ada disini tidak sesuai dengan kriteria kota menurut mereka.
Ogh....GOD....begini disebut KOTA??gimana desanya??
Come on guys, kalian cuma pindah tempat. Bukan pindah planet. Disini masih ada oksigen. Masih ada air. Kalian masih bisa hidup kok disini. Kataku nyengir. Biasanya kalau aku bilang begitu aku sudah siap dengan baju anti peluru. Sebelum mereka menyerang.
Kota kecil ku. Negara. Letaknya memang jauh dengan jantung kota Denpasar. Kurang lebih tiga jam perjalanan dengan kecepatan 70km/jam. Ke arah barat dari bandara Ngurah Rai. Seperti reaksi temanku diatas tadi. Jangan kaget kalau kota ku tidak ada top fast food. Hidangan cepat saji asing maupun domestik. Hiburan pun sangat jarang. Daerah wisata tidak ada yang terkenal. Daya tarik kota Negara di mata daerah lain, memang kurang menonjol. Maka sangat dimaklumi yang biasa hidup gemerlap dan foya bisa masuk UGD karena syok.
Seperti salah satu temenku yang
movie enthusiast katanya. Tiap ada new movie premiere awalnya dia saking seneng nya jingkrak2 gaya mumi mesir habis ditiup roh. Tapi seketika lemes kalau musti terima kenyataan menuju bioskop dengan penderitaan. Kena pasal tiga jam itu.
Aku pun menghibur. Beb, lu cuma tinggal duduk di bus AKDP dan nyanyi naik2 ke puncak gunung aja udah sampai koq. Ngapain bete gt. Udah lah. Ayo mulai nyanyinya. Tapi 10.000kali ya.
Meskipun begitu.
Tanah kelahiran aku ini. Bisa memberikan aku hidup, arti hidup, dan bertahan hidup. Berdampingan dan toleransi yang mungkin tidak dimiliki penduduk di kota/negara lain.
Di kota kecil ku ini memang tampak sederhana. Tapi menurut aku Sumber Daya Alam dan Adat Istiadat nya sangat top. Disini ada kampung muslim dengan adat melayu yang berdampingan dengan warga bali asli dan hidup berabad2 layaknya saudara. SDA nya ada hutan lindung yang dihuni burung langka jalak bali, monyet, dan satwa lain nya. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) terbesar di bali berpusat di kota Negara (Pengambengan). Real keturunan nenek moyang pelaut ya di sini. Kegiatan perikanan rakyat terbesar di Bali ada di Negara.
Waw. Cukup membanggakan.
Masalah kuliner juga ga kalah macam nya. Makanan khas bumbu bali nya Negara jukut serapah, sate ikan laut bumbu merah, kuning, lawar, betutu, sampe lesehan ikan bakar dan semua jenis seafood menyajikan ikan segar langsung dari nelayan setempat. Menikmati makanan nya juga di sepanjang pesisir pantai(pebuahan), dijamin bikin kangen. Kalau malam sampai pagi hari ada tempat yang menyediakan macam2 makanan di pasar malam senggol. Penjualnya juga penduduk setempat.
Hmm. Kalau dibandingkan fastfood dari perusahaan makanan waralaba dll. Dan keuntungan yang didapat daerah maupun konsumen. Aku rasa lebih baik di kota kecil aku ini. Dikelola mandiri. Udaranya jauh dari polusi, dan suasana nya juga tidak hiruk pikuk. Bagi kawan2 pendatang, selamat datang ya.
^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar