Senin, 09 Februari 2015

The Serries 2

Saat jam makan siang.

Aku kembali ke asrama. Pikiran ku kosong. Saat masuk pintu kamar aku papasan dengan anak2 asrama yang pada berhamburan keluar membabi buta menuju ruang makan. Seperti kuda nil ber migrasi dari sungai nil ke laut mati (?). Baru kali ini aku ga ikutan dalam rombongan itu. Ternyata keliatan norak banget.

Aku ga ada nafsu makan.

Sampai kamar aku ngelihat ester temen ku. Lagi telponan.

"Sumpah! Aku ga mau balik ke tempat itu ma! Aku udah ngerasain ma! Disana aku di sumpah2in. Di toyor2 kepala pintar aku ini ma. Semua yang aku lakuin di anggap salah. Pokonya kalo mama ga bilang sama dosen pembimbing ester kalo pindahin ester ke tempat magang lain. Ester ga mau lanjutin kuliah. Titik."

Ester nutup telepon dan nunduk nangis sesenggukan.

"Kamu gapapa?"

"Apanya yang gapapa? Aku bulan ini kebagian magang di bidan Mumun. Sendiri pula."

"Kamu ga sendiri kok. Aku juga di tempat itu besok."

"Huwaaaaaa......hiksss..hikssss..."

Kami pun berpelukan tenggelam dalam kesedihan.

Tapi apapun alasan nya. The show must go on. Menjelang PKK 2 kami pun persiapan. Barang bawaan anak2 ini aneh2. Ada yang bawa senar pancing karena kebagian tempat di daerah pesisir. Ada yang bawa bawang putih karena tempat magang nya dekat kuburan cina. Dan aku lihat ester bawa salib. Dia emang anak yang beriman.

"Aku bawa aja patung yesus bersalib ini. Kali aja roh jahat yang ngerasukin bidan mumun itu bisa ngacir kabur. Ini demi kelangsungan hidup kita." Kata ester mantap.

Yelah. Kirain.

Aku deg2an banget. Karena saat PKK 1 aku hanya dominan melihat saja saat ada partus (melahirkan). Belum ada keterampilan apa2. Seminggu kemaren sudah belajar habis2an untuk persiapan PKK 2 ini. Tapi dalam sekejap hilang semua hapalan.

Jadi memang ada ritual sebelum berangkat ke tempat PKK, dosen pembimbing masing2 kelompok mengadakan kuis. Memberikan pertanyaan kepada mahasiswa bimbingan nya.

Nama pembimbing aku dosen bunga. (Jelas bukan nama sebenarnya)

"Oke. Ester. Apa itu punctum proximum?"

"Oh. Itu titik dimana kita bisa mendengar denyut jantung janin, melalui dinding perut pasien. Dengan menggunakan alat."

"Bagus ester. Shyma, apa KIE utama kepada ibu hamil dengan infeksi HIV."

MAMPUS. Lagi2 pertanyaan deskriptif.

Aku paling sebel merangkai kata untuk sebuah jawaban yang persentase kebenaran nya dibawah 50. Karena pemikiran kita ga akan sejalan dengan maksud dosen. Dan pertanyaan jenis ini ga tertulis di referensi manapun.

"Hm.. karena penyakit ini ancaman nya kematian, maka, yang utama pasien harus lebih sering berdoa. Yang kedua mungkin peningkatan daya tahan tubuh dan pengetahuan tentang HIV."

"Ibu ga suka jawaban kamu. Terkesan meremehkan. Otakmu ga ilmiah. Banyak belajar. Semoga sukses di lapangan. Serap ilmu sebanyak2nya. Kamu salah satu mahasiswa yang ibu khawatirkan. Ingat itu."

Itu kata2 terakhir dosen pembimbing aku. Setelah itu dia pergi dengan meninggalkan kami yang terbengong2. Aku ngerasa disambar petir di hari yang cerah.

"Aku ga ngerti. Yang ga ilmiah pertanyaan ibu atau otak aku?"

(Tapi pertanyaan itu cuma aku batin aja)

Ini awal yang buruk.

Ga dosen pembimbing ga tempat magang. Semua ga ada chemistry ke aku.

Welcome to the hell.

Tidak ada komentar:

Pengalaman sangat berharga. Aku menghargai pengalamanku dengan menulisnya. Selamat membaca:)

Pengalaman sangat berharga. Aku menghargai pengalamanku dengan menulisnya. Selamat membaca:)
:)

selamat datang di blog aku

selamat datang di blog aku
menjadi pribadi yang baik itu banyak efek positif nya:) dan banyak cara ngedapetinnya. selamat mencari:D