Sabtu, 13 September 2014

Commuter Line

Sahabat ak ketawa ngakkak pas aku cerita tentang pengalaman terburukku naik angkot. Angkot atau Angkutan Kota di kota tempat aku kuliah dulu memang paling nyebelin. Kita naik angkot jam tujuh pagi bisa- bisa tuh angkot baru jalan dua jam kemudian. Alias jam Sembilan. Aku yakin banget ga salah hitung. Karena jarang nya angkot yang melewati kampusku jadinya ya nungguin sampe angkot nya penuh luar dan dalam. Seperti acrobat sirkus atau pemecah rekor MURI itu loh. Super duper berdesak- desakan. OMG. Kalau ingat bisa mual guys. Nih ya bayangin aja. Sopir angkot nya ga sreg kalo masih ngeliat ada celah di angkotnya. Pasti deh dia bilang.

“bentar mbak ya kurang satu penumpang lagi”

Padahal saat itu aku udah dua jam di dalam angkot. Hebat nya lagi aku bisa jawab “ya” padahal badan ku udah biru n nadi ku udah ga teraba saking kehimpitnya.

Saat mau jalan pun aku di kagetkan ama suara ketawa keras penumpang di depan. Ternyata penumpang itu kegelian karena dia duduk dengan paha terbuka diantara kopling. Astaga.

Saat turun angkot pun riweh banget. Harus turun semua dulu baru penumpang yang akan turun bisa keluar. Entah keluar dengan selamat atau tidak.

Setelah kejadian itu akupun berjanji. Bahwa tidak mengulangi kejadian yang sama. Transportasi bebas hambatan lah yang aku pilih. Kalau dalam kasus di atas, kayak nya aku bakal pilih naik ojek. Bebas hambatan. Tapi tidak menjamin bebas bau badan.

Ngomong- ngomong transportasi bebas hambatan, pengalamanku cukup lumayan pernah mencoba beberapa. Dan jarang banget kebagian delay. Mulai dari kereta api, kapal laut, sampai pesawat. Yang aku suka dari memanfaatkan armada-armada ini adalah. Semua rencana sesuai timing nya. No ngaret. Tapi ya kita juga harus on time yah sama jadwal keberangkatan.

Yang paling berkesan adalah saat mencoba KRL(Kereta Rel Listrik) Commuter line. saat aku kesana ini merupakan transportasi baru yang system nya unik.

Yap. Sudah sejak tahun 2013 KRL(Kereta Rel Listrik) diganti dengan Commuter Line. Dan awal tahun kemarin di aktifkan system baru Commuter line dengan E ticketing Single Trip (1x Perjalanan) di 63 stasiun di Jabodetabek.

Saat itu aku dan sahabatku mencari informasi jam dan prosedur keberangkatan ke Stasiun Juanda di daerah Gambir Jakarta pusat jam keberangkatan menuju Bogor.

Dari apartemen Gading Nias ke st. Juanda kami naik taxi. Kemudian sampai Stasiun langsung menuju loket dan membeli ticket single trip. Kita hanya perlu membayar 9.500,- (5rb uang jaminan kartu, sisanya untuk ticket di tiga stasiun yang akan kita lewatin) dan mendapatkan kartu dan kertas bukti pembayaran. Jadinya sebenarnya harga ticket nya adalah Cuma 4.500,-. Waw murah banget yach.

Masih bingung nih kenapa kita diberikan kartu perorang satu. Dan kenapa kita membayar Rp 5rb buat jaminan kartu.

Nah, ternyata kartu itu manfatnya buat sensor ngebuka (tapping in) di gate penumpang perorang. Dan itu tidak boleh hilang karena harus ditukarkan kembali di stasiun berikutnya(ditukar uang 5rb td).

Pada single trip e ticketing, jika tidak dikembalikan pada hari yang sama maka penumpang akan diberi masa tenggang selama 7 hari setelah hari pembelian terakhir, namun jika melewati masa 7 hari tersebut maka uang jaminan pada tiket hangus dan tidak dapat digunakan lagi untuk pembelian rute perjalanan berikutnya.

Meskipun ribet tapi lumayan bikin penumpang jadi disiplin(ontime) dan rapih.

Oyah ada gerbong khusus perempuan nya loh. Keren kan. Sangat beda banget ya pengalaman angkot dan commuter line aku. Hahaha.

Mungkin next trip nya armada bebas hambatan mono rel yah. Hopefully:)

Tidak ada komentar:

Pengalaman sangat berharga. Aku menghargai pengalamanku dengan menulisnya. Selamat membaca:)

Pengalaman sangat berharga. Aku menghargai pengalamanku dengan menulisnya. Selamat membaca:)
:)

selamat datang di blog aku

selamat datang di blog aku
menjadi pribadi yang baik itu banyak efek positif nya:) dan banyak cara ngedapetinnya. selamat mencari:D